AMANAH DAN FITNAH


Ada suatu cerita di negeri I propinsi B. Cerita ini adalah sebuah kisah nyata yang terjadi di sebuah institusi U di propinsi B tersebut. Begini ceritanya :

Ada seorang PNS yaitu X yang dipercaya oleh rekan-rekan kerjanya untuk menjalankan suatu amanah jabatan di sub institusi U. Baru saja menjalankan amanah selama lebih kurang 7 hari, si X sudah diberikan petunjuk oleh Allah SWT tentang kecurangan yang dilakukan oleh seorang pejabat lainnya yaitu Y. Si Y merupakan seorang PNS yang sudah lama memegang jabatan sebagai pemain tunggal di sub institusi U yang merupakan lingkungan kerja si X dan si Y. Petunjuk itu merupakan salah satu bukti tentang apa yang sering dikatakan dan diingatkan oleh rekan-rekan kerja si X kepadanya tentang tingkah polah si Y. Sejak peristiwa itu, si X menjadi semakin waspada.
Beberapa bulan menjelang akhir tahun, si Y sempat beberapa kali meminta agar si X mengajukan kenaikan tunjangan mereka (tunjangan jabatan X dan Y) kepada atasan mereka. Kebetulan hal tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab dan amanah yang dipercayakan kepada si X. Si Y mengimingi si X bahwa bila hal tersebut disetujui, maka mereka berdua dapat menikmati tambahan tunjangan tersebut dan juga rapelnya untuk beberapa bulan sebelumnya. Tapi syukurlah si X tidak tergoda dan Allah SWT masih selalu melindunginya dari godaan-godaan tersebut.
Pada akhir tahun anggaran, si X dan si Y terlibat suatu kegiatan penyusunan anggaran di institusi U. Pada kegiatan tersebut diketahui bahwa terdapat kekeliruan perhitungan anggaran bagi sub institusi si X yang dilakukan oleh para perencana di institusi U. Kekeliruan tersebut ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan bagi sub institusi si X. Sekali lagi disini si Y kembali menunjukkan belangnya, agar si X meminta perbaikan hanya untuk perhitungan yang merugikan saja. Tapi Alhamdulillah, Allah SWT masih terus meneguhkan pendirian si X agar selalu berpegang kepada kejujuran dan amanah. Si X tetap meminta koreksi untuk kedua kekeliruan tersebut.
Pada awalnya para perencana institusi U terus membantah bahwa perhitungan tersebut keliru (sudah umum terjadi di negeri I bahwa pejabat tidak pernah mau mengakui kekeliruannya). Tapi si X tetap membuktikan kekeliruan tersebut disertai dengan perhitungan yang rinci dengan didukung aturan-aturan yang sah, sehingga pada akhirnya kekeliruan tersebut dapat disetujui untuk diperbaiki oleh perencana di institusi U. Akibat perbaikan ini, sangat banyak penambahan anggaran bagi sub institusi si X pada tahun anggaran tersebut. Berbekal kejadian tersebut dan setelah memeriksa arsip anggaran pada tahun-tahun sebelumnya si X berkesimpulan bahwa hal tersebut ternyata sudah lama terjadi akibat kekurang telitian si pejabat sebelumnya.
Si X bukanlah malaikat, si X juga manusia biasa yang tak luput dari kekhilafan. Tapi Allah SWT sangat sayang kepada si X, dengan selalu memberikan peringatan kepada si X setiap berbuat khilaf dalam menjalankan amanah tersebut. Peringatan yang pernah diberikan Allah SWT kepada si X berupa kecelakaan motor yang satu kali dialaminya selama memegang amanah. Meskipun bukanlah kecelakaan yang fatal, alhamdulillah Si X mengevaluasi diri akan dosa apa yang telah diperbuatnya sebelumnya. Ternyata si X pernah menerima honor kegiatan yang jumlahnya tidak sesuai dengan apa yang telah dilakukan si X untuk kegiatan tersebut.
Setelah menjalankan amanah tersebut selama lebih kurang 11 bulan, Si X berkesimpulan bahwa sistem di negeri I khususnya sistem anggaran/keuangan memang menciptakan peluang untuk terjadinya korupsi. Sangat mudah untuk melakukan manipulasi dan korupsi di setiap institusi negeri I. Bila orang yang diberikan kepercayaan tidak jujur dan amanah, maka akan terjadi korupsi anggaran Negara yang sangat sulit untuk dibuktikan. Saat ini si X sudah lepas dari amanah tersebut karena diberikan tanggung jawab yang lain untuk institusinya. Si X sangat bersyukur, atas lindungan Allah SWT dapat menjalankan amanah jabatan dengan baik dan tak tergoda untuk melakukan korupsi. Meskipun demikian, ternyata ada pihak-pihak yang menyebarkan fitnah bahwa si X telah melakukan korupsi selama memegang jabatan di sub institusinya. Setelah ditelusuri, atas kuasa Allah SWT akhirnya si X bisa mengetahui siapa orang yang telah menyebarkan fitnah tersebut. Si X sangat menyayangkan bahwa masih ada beberapa rekan-rekanya di sub institusinya yang percaya akan fitnah tersebut setelah mereka diimingi dengan harta dan tahta. Padahal sebelumnya mereka sudah mengetahui sepak terjang si oknum dalam dunia perkorupsian.
Si X selalu yakin bahwa Allah SWT akan selalu membalas setiap perbuatan yang baik dengan kebaikan yang lebih besar dan Allah SWT akan memberikan ganjaran terhadap perbuatan jahat lebih kejam daripada kejahatan yang diperbuat.


Berdasarkan cerita tersebut, penulis mengambil beberapa hikmah yaitu :
  1. Memegang amanah kekuasaan di negeri I merupakan suatu dilema bagi mereka yang mau jujur dan  amanah.
  2. Kecerdasan disertai dengan moral dan akhlak yang benar mutlak dimiliki seorang pemimpin, karena kecerdasan tanpa disertai moral dan akhlak akan menciptakan pemimpin yang licik.
  3. Kekuasaan dan jabatan dinegeri I harus dikuasai oleh pemimpin yang jujur dan amanah dan jangan pernah memberi kesempatan pada orang-orang yang tidak jujur dan tidak amanah bila ingin negeri I sejahtera.
  4. Masih banyak masyarakat yang mempunyai ingatan yang pendek hanya karena godaan harta dan tahta akan para pemimpinya yang tidak jujur dan tidak  amanah.
  5. Waspadalah selalu terhadap fitnah, jangan sampai kita menjadi bagian dari orang-orang yang menyebarkan fitnah.
  6. Katakanlah yang benar itu adalah benar dan yang salah itu adalah salah. 
  7. Selalu koreksi diri setiap diberikan peringatan dan cobaan dari Allah SWT.