POLITIK BELAH DUREN MENGANCAM INDONESIA ???


Segerombolan orang yang dikatakan penguasa “teroris” kembali eksis di Indonesia. Kita bisa lihat berita-beritanya di media massa akhir-akhir ini. Mereka (para teroris) mengaku sebagai pejuang yang membela agama Islam. Tapi apakah memang seperti itu jalan perjuangan dalam menegakkan dan membela agama yang diajarkan dalam Islam? Siapakah yang diuntungkan dengan adanya gerombolan-gerombolan ini?

Jika kita lihat lagi sejarah lahirnya agama Islam, kita bisa lihat apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam menegakkan dan membela agama Islam. Beliau tidak pernah menggunakan teror dalam perjuangan. Beliau mengajarkan ajaran Islam dengan menggunakan hikmah dan keteladanan kepada umat. Dalam menghadapi kaum kafir yang memeranginya, Rasulullah berperang dan berjuang secara kesatria di medan tempur. Rasulullah beserta para sahabat dan pasukan Islam berperang melawan para pemimpin dan tentara kaum kafir, tidak dengan membunuh dan mengorbankan masyarakat sipil baik kafir maupun muslim. Keteladanan dan bentuk perjuangan yang dilakukan Rasulullah itulah yang membawa kemajuan dalam perkembangan dan tegaknya agama Islam.

Peperangan dan terorisme yang makin marak hanya menguntungkan satu pihak, ”YAHUDI”. Bangsa Yahudi dilahirkan dengan kelebihan dibandingkan dengan bangsa lain. Mereka adalah bangsa yang licik dengan kecerdasan di atas rata-rata manusia yang lain. Kecerdasan yang mereka gunakan untuk menimbulkan kehancuran di muka bumi inilah yang menyebabkan mereka di laknat Allah SWT.

Dengan kecerdasan yang dimilikinya, bangsa Yahudi saat ini menciptakan dan menguasai banyak teknologi-teknologi canggih  di berbagai bidang seperti teknologi pertanian, telekomunikasi, piranti lunak dan pertahanan/senjata. Selain itu, kecerdasan ini pula yang menjadikan mereka menguasai perekonomian dunia terutama di kawasan eropa dan AS. Eropa dan AS dengan liberalisme dan kapitalisme pada dasarnya telah dikendalikan oleh bangsa Yahudi yang menguasai perekonomian mereka. Itulah yang menyebabkan mereka tidak akan pernah mampu berlaku adil terhadap apa yang dialami bangsa Palestina akibat penjajahan oleh Israel.

Gerombolan teroris dengan menggunakan label Islam bukan tidak mungkin diciptakan oleh Yahudi sebagai bentuk pembusukan terhadap Islam melalui agen-agen mereka di belakang gerombolan tersebut. Selain itu, dengan semakin maraknya aksi terorisme di seluruh dunia mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan negara-negara di dunia terhadap teknologi-teknologi pertahanan dan persenjataan untuk menghadapi terorisme. Hal tersebut tentu saja sangat menguntungkan bagi bangsa Yahudi yang menguasai teknologi-teknologi tersebut melaui berbagai pabrik senjata dan pertahanan yang dikuasai orang-orang Yahudi di Israel, AS dan negara-negara Eropa.

Secara logika bila memang benar mereka berjuang untuk melawan ketidakadilan negara-negara barat dan AS terhadap Palestina dan Umat Islam, mengapa mereka tidak berperang melawan tentara Israel di negara kaum zionis tersebut, tidak berperang melawan tentara dan pemimpin negara-negara barat dan AS di negara-negara tersebut, tetapi justru mengorbankan orang-orang yang tidak berdosa di Indonesia yang notabene merupakan negara dengan umat Islam terbesar di dunia. Seharusnya kalau mereka berjuang untuk Palestina, mereka berjuang secara kesatria seperti kelompok Hamas dengan mengangkat senjata melawan agresor Israel di tanah mereka yang dikuasai Israel dan secara diplomasi di luar tanah Palestina.

Indonesia dengan penduduk terbesar ketiga (kalau tidak salah) merupakan pasar yang sangat potensial. Indonesia hingga saat ini masih belum membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Hal ini merupakan salah satu hambatan bagi bangsa Yahudi untuk mengembangkan penguasaan ekonominya di Indonesia. Tapi bagaimanapun juga, segala upaya akan mereka lakukan, seperti dengan melakukan perdagangan melalui negara lain yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Indonesia. Bangsa Yahudi memanfaatkan kelemahan yang dimiliki bangsa Indonesia untuk menguasai perekonomian di Indonesia, yaitu melalui para pengusaha dan penguasa yang korup penganut liberalisme dan kapitalisme, yang kemungkinan besar akan rela merendahkan harga diri bangsa ini demi setumpuk uang dolar. Usaha mereka ini bisa kita lihat dalam berita terakhir tentang adanya pertemuan pejabat tinggi Indonesia dengan seorang investor Yahudi dengan menggunakan institusi non Yahudi.

Upaya lain yang mereka lakukan adalah dengan menjadikan Indonesia seperti Irak dan Afganistan bila para bonekanya di Indonesia kehilangan kekuasaan untuk meloloskan mereka. Mereka akan menciptakan kondisi tidak kondusif di Indonesia dengan mencitrakan Indonesia sebagai sarang teroris. Bukan tidak mungkin, bila TNI dan POLRI gagal mengamankan kedatangan presiden AS di Indonesia maka akan terjadi kembali rekayasa seperti kasus WTC, yang akan dijadikan landasan invasi negara penjajah terbesar saat ini ke Indonesia. Hal ini sangat mudah dikondisikan di Indonesia melihat tingkat perekonomian dan pendidikan sebagian masyarakatnya yang masih rendah. Masyarakat yang seperti ini sangat rentan untuk terpengaruh dengan ajaran dan ajakan yang salah oleh gerombolan teroris. Kondisi masyarakat seperti ini akan terus mereka usahakan melalui tekanan-tekanan terhadap penguasa di Indonesia dengan ”Politik Belah Duren” mereka. Tindakan yang telah diambil oleh penguasa kita akibat tekanan tersebut antara lain adalah dengan kebijakan komersialisasi pendidikan dan pengurangan bahkan pencabutan subsidi untuk rakyat miskin.

Gerombolan teroris lainnya sangat mudah mempengaruhi lini atas penguasa di Indonesia dan sebagian masyarakat. Gerombolan teroris ini bisa mengendalikan kebijakan negara dan penegakan hukum. Gerombolan teroris ini akan membawa Indonesia kedalam kehancuran. Gerombolan teroris ini akan menjadikan Indonesia terjual kepada bangsa asing yang telah dikendalikan Yahudi. Gerombolan teroris ini jauh lebih berbahaya dari gerombolan teroris yang didengung-dengungkan oleh para penguasa. Gerombolan teroris ini adalah gerombolan koruptur beserta sejumlah penguasa dan aparat hukum tak berakhlak yang terus menerus menguras uang rakyat yang dikelola oleh penguasa.

Sebagai seorang muslim kita harus selalu belajar sebagaimana dihikmahkan melaui perintah pertama yang diberikan Allah SWT kepada Rasulullah Muhammad SAW. Dengan belajar yang diniatkan karena Allah SWT, insyaallah kita akan semakin cerdas dan bertambah dekat dengan-Nya. Dengan ilmu yang ada, insyaallah kita akan dapat melawan dan menghadapi kelicikan musuh-musuh Allah SWT yang selalu ingin menyesatkan kita, tentunya dengan jalan yang diridhoi-Nya. Islam membawa keselamatan bagi umat manusia, bukan kehancuran. Mari kita tegakkan ajaran Islam dengan memberikan hikmah dan keteladanan betapa indahnya ajaran Islam. Mari kita senantiasa mengingatkan para pemimpin kita yang tersesat sebagai sebuah kewajiban sebagai umat Islam untuk selalu saling menasehati dalam kebenaran dan kebaikan.